KOTA MADIUN – Masih kurangnya jumlah atlet panjat tebing mendorong Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Madiun bersama KONI Kota Madiun menggelar Gempa Climbing Challenge I.
Sekitar 70 atlet ikut ambil bagian dala event panjat tebing yang digelar selama dua hari (7-8/3/2020) di Wall Climbing lingkungan stadion Wilis, Kota Madiun.

Setiyoso Widodo, ketua panitia
Gempa Climbing Challenge I mengatakan, ajang ini merupakan kompetisi pencarian bakat yang diikuti oleh atlet-atlet mulai tingkatan umur 6-15 tahun.
“Pesertanya dari kelompok usia 6-9 tahun, 10-12 tahun, dan 13-15 tahun. Kategori speed klasik. Kita gunakan poin non World Record, karena ini untuk mendorong supaya anak-anak suka climbing saja,” kata mas Tiyo, sapaan akrab Setiyoso.
Melalui ajang ini, pihaknya bersama FPTI dan KONI Kota Madiun juga mendorong munculnya banyak klub di Kota Madiun. Karena dengan banyak klub, maka Kota Madiun tidak akan kekurangan atlet. Sehingga ketika ada kejuaraan baik lokal, regional, nasional maupun internasional maka Kota Madiun tidak kesulitan memilih atlet yang akan dikirim mengikuti kejuaraan tersebut.
“Semakin banyak klub makin banyak kompetisi maka FPTI Kota Madiun tinggal ambil atlet yang berkualitas medali dari klub,” ujarnya.
Sementara, Ketua FPTI Kota Madiun, Inayatul mengakui jika masyarakat cenderung masih merasa takut dan menganggap olahraga panjat tebing tidak aman. Hal itu diaku Ina merupakan salah satu kendala.
Oleh karena itu, FPTI tidak akan bosan untuk menyuarakan dan menggelorakan semangat serta mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa panjat tebing adalah olahraga yang aman, asalkan dilakukan dengan benar.
“Kita akan getol menyuarakan dan sosialisasi bahwa panjat tebing ini olahraga yang aman. Memang, kelihatannya ekstrim tapi itu untuk orang awam yang belum tahu. Semua olahraga itu ada resikonya, tetapi bagaimana kita meminimalisir resiko itu,” ungkap Ina.
